cara pengawetan kerajinan banbu
Bahan Pengawet
Bahan PengawetBahan pengawet yang dimaksud di sini adalah bahan tambahan baik yang bersifat alami maupun bahan kimia. Dalam praktiknya, pengawetan secara tradisional seringkali menggunakan bahan-bahan alami seperti daun nimba yang banyak diaplikasikan di India, terutama untuk pengawetan bambu belah atau untuk keperluan anyaman.Sedangkan untuk saat ini praktik pengawetan bambu lebih banyak menggunakan bahan kimia. Masing-masing bahan pengawet tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan sendiri.
Berdasarkan bahan dasar pelarutnya, pengawet kimiawi dapat dibedakan menjadi dua jenis:
- Pengawet berbahan dasar air. Prinsip utama pengawet dengan bahan dasar air adalah, bahan pengawet diserap oleh bambu ketika basah, lalu setelah kering air menguap dan meninggalkan bahan pengawet di batang bambu. Pengawet dengan bahan dasar air terdiri atas dua jenis yakni yang bersifat non-permanen dan permanen. Non permanen artinya bahan pengawet dapat larut ketika bersentuhan dengan air (contohnya boric acid), sedangkan permanen artinya campuran dari bahan kimia tersebut memiliki komponen pengikat yang mengikat bahan pengawet pada bambu (contohnya Copper Chrome Boron atau CCB).
- Pengawet berbahan dasar minyak. Tar atau ter tersedia dalam bentuk larutan berwarna hitam, aplikasinya dilakukan dengan proses tekanan atau pemanasan, karena berbahan dasar minyak, bambu yang diawetkan akan tahan terhadap kelembaban dan air serta tidak disenangi oleh jamur dan serangga. Penggunaan ter untuk bambu umumnya terbatas pada aplikasi untuk luar ruangan, karena bau dan tekstrunya yang lengket.
Berikut ini adalah bahan pengawet kimia yang paling umum digunakan untuk pengawetan bambu:
- Senyawa Boron. Merupakan kombinasi antara borax dan boric acid dengan perbandingan 1:1.4, juga tersedia dalam bentuk Disodium Octaborate. Senyawa boron efektif melawan serangga pemakan bambu seperti kumbang bubuk, rayap dan jamur. Kadar garamnya memiliki sifat anti api. Tidak beracun dan dapat dipakai untuk mengawetkan keranjang, atau kerajinan lainnya yang dapat kontak langsung dengan produk makanan. Campuran borax & boric acid. Merupakan bahan pengawet yang paling banyak diaplikasikan untuk bambu saat ini dan paling banyak diterima di berbagai tempat. Kelemahannya adalah bambu yang diawetkan dengan bahan ini hanya cocok untuk bambu yang terlindung dari paparan air secara langsung (cocok untuk dalam ruanganan).
Catatan Tentang Borax & Boric Acid sebagai bahan pengawet bambu.
Borax dan boric acid adalah garam mineral alami yang digunakan secara
luas di dunia. Senyawa ini dapat ditemukan pada berbagai perlengkapan
rumah tangga seperti detergen, bahan tahan api, bahkan obat tetes mata.
Kebanyakan kelompok pencinta lingkungan, arsitek dan pengembang merasa
aman menggunakan bahan ini untuk pengawet kayu dan bambu dibandingkan
dengan bahan kimia beracun.Yang perlu selalu diingat adalah, hampir
semua hal di dunia memiliki sifat aman pada dosis tertentu tapi dapat
menjadi berbahaya pada dosis yang salah. Misalkan saja yang paling
sering kita jumpai sehari hari, gula dan garam yang merupakan penyedap
makanan dan minuman , dalam dosis yang salah dapat menimbulkan penyakit,
demikian pula dengan sabun cuci yang bermanfaat membersihkan pakaian
kita, namun pada dosis tertentu dapat menimbulkan iritasi atau jika
termakan menyebabkan keracunan. Masih banyak lagi lagi contoh lainnya.
Kesimpulannya adalah segala sesuatu dapat menjadi “aman” dan “tidak
aman” tergantung dosisnya. Dengan dosis antara 5-10% larutan boron yang
direkomendasikan untuk mengawetkan bambu masih digolongkan pada tahap
yang sangat aman, bahkan jika anak anda sampai menggigit bambu yang
telah diawetkan, maka bahan pengawetnya tidak akan meracuni atau
menggangu kesehatannya. Menyentuh atau memegang bahan bambu yang telah
diawetkan dengan boron juga tidak membahayakan.
- Zinc Chloride/Copper Sulphate. Jenis ini memiliki kadar asam sangat tinggi dan dapat menyebabkan korosi pada baja.
- Sodium Penta Chloro Phenate (NaPCP). Adalah fungisida yang biasanya dikombinasikan dengan borax dan boric acid untuk melindungi bambu yang masih basah saat dikirim dalam container. Namun bahan ini telah dilarang dibanyak Negara karena sifatnya yang beracun.
- Copper Chrome Arsenic (CCA) dan Ammoniacal Copper Arsenate (ACA. Merupakan pengawet yang bersifat permanen dan terbukti ampuh mengawetkan bambu hingga lebih dari 50 tahun, bahkan untuk aplikasi luar ruangan. Tapi karena sifat toksisitasnya yang sangat tinggi bahan ini banyak dihindari dan dilarang.
- CCB (Copper Cromium Boron). CCB dikenal efektif melindungi bambu, selain itu bambu yang diawetkan dengan CCB dapat bertahan cukup lama sekalipun diaplikasikan diluar ruangan yang. Namun bahan CCB juga sangat sulit ditemukan, selain itu aplikasinya harus menggunakan sistem tekanan agar bisa efektif.
- Karosete/Ter, merupakan bahan pengawet berbasis minyak, dapat diaplikasikan untuk penggunaan luar ruangan, kelemahannya adalah bambu yang diaplikasi dengan bahan ini tidak cocok untuk furniture atau komponen bangunan yang bersentuhan langsung dengan manusia karena ada unsur minyak, berbau dan lengket. Cocok untuk aplikasi luar ruangan seperti pagar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar